Sang Penghibur Membunuh (dirinya)


Mengalami depresi atau stress bukan hal yang diinginkan semua orang, hidup ingin happy aja dan tidak ada kata "sedih" atau "kecewa". 
Kamu akan bingung karena mungkin kamu mengalaminya tetapi yang aku rasakan itu tidak pernah sama dengan siapapun

Membuat orang lain sekedar tertawa dan terhibur karena lelucon ku itu seperti kewajiban untuk ku.. Siapa tau hari mereka sedang kelabu, mungkin aku bisa membawakan sedikit cahaya matahari diharinya.

Kesedihan dan kekecewaan selalu aku tumpuk seperti baju kotor yang ditaroh di satu tempat yang itu-itu aja, sedih karena diri sendiri, kecewa karena diri sendiri. Pada saat itu masalah pribadi adalah urusan ku, gak ada yang boleh tau dan itu privasi. Aku bego sih.. nyimpen itu semua tanpa menyelesaikan ataupun sekedar sharing supaya meringankan beban (sedikit),

Aku gak mau menuntut orang lain agar membuatku senang, karena siapa yang akan membuat mereka senang?

Lalu lama kelamaan.. aku merasa tidak lucu lagi, apakah mereka membenci ku? 
kamu tau? pikiran ku telah meracuni diri ini
Aku senang meremehkan diri ini, karena memang bego aja dasarnya.
Ketika aku sang badut melakukan kesalahan, mereka pergi..

Suatu saat aku sedang berkumpul dengan orang-orang, mereka tertawa karena perkataan ku yang konyol, bodoh, bego dan tolol. Mereka senang, aku senang melihat mereka menertawaiku.
.
.
Aku merasa badut bagi mereka.
.
Lalu aku ke kamar mandi
Melihat wajah ku di cermin..
"Pantas saja mereka menertawaiku, aku ternyata jelek"
ku tampung air ke dalam kedua telapak tangan ku dan membasuh wajah ku
Melihat wajah ku di cermin yang ke dua kali
mata ku panas
wajah ku memerah
air mata mengalir seperti keran air kamar mandi
.
.
.
Tapi lama-kelamaan capek juga ya meracuni diri, mau nyalahin orang lain.. gak bisa. Ya, sadar diri. Makin lama aku semakin tua, sudah bosan dengan namanya melakukan kesenangan tanpa ada artinya sama sekali atau menyakiti diri sendiri. 

Aku senang menghibur mu, membuat mu tertawa ataupun merasa diperhatikan. Ada sedikit rasa pamrih di ujung pojok dasar hati ku ini, tetapi.. aku tidak mau sejahat itu. Aku harus bisa menghibur diri ku sendiri bagaimana pun caranya.. hidup ku serasa lebih ringan ketika aku bisa pergi kemanapun sendirian tanpa harus mengajak atau menunggu apakah mereka mau ikut atau tidak. Ya, aku sedih, memang, tetapi mereka juga punya dunianya sendiri dan aku juga sama.

Aku tidak harus memaksa orang untuk mengikuti keinginan ku, karena bukan begitu cara hidup sebenarnya. Ada atau tidak adanya aku ataupun mereka, dunia ini masih berputar.
Sepertinya aku masih agak sedikit mementingkan orang lain daripada diriku sendiri.. 

"Aku tutupi ini semua karena ini tidak penting bagi kehidupan siapapun
Aku mau hapus ini semua karena percuma kalau orang lain tau"
Itulah yang selalu aku katakan kepada diriku, meracuni diri ini dan selalu menyalahkan orang lain. Ini sebabnya aku menjadi gagal pada saat itu. Hingga semua itu menumpuk dan aku menyiksa diriku sendiri.




"Terkadang aku sedih melakukan semuanya demi orang lain tetapi mereka tidak membantu ku.."
berhenti.
Aku tidak sejahat itu
Aku tidak mau pamrih

Maaf aku bukan badut
Maaf tidak bisa membuat tertawa lagi
Maaf aku bukan badut

Jangan anggap aku lelucon
Sudah cukup hidupku hanya sekedar bahan candaan untuk yang lainnya
Jangan tanyakan aku "mengapa" 
Percuma
Kamu tidak akan bisa mengubahnya.




tetapi..
pikiran buruk itu datang lagi dan selalu menyambut hari-hari ku

aku senang ketika siapapun bisa menenangkan ku

ia melihatku menangis tanpa memintaku untuk berhenti
termakasih cermin
aku tau aku bukan badut yang baik dan selalu menghibur orang-orang
aku tau aku bego
maka dari itu.. carilah badut yang lain.. 
karena akan percuma kalau dirimu meminta lebih dari seorang monster dan badut ini
karena akan percuma kalau mengeluh tentang ku 
karena aku hanya membenci diri ini. bukan siapapun. jadi, jangan risau ya 

terkadang aku peduli apa kata orang lain namun itu akan meghabiskan waktu ku untuk yang seharusnya membenci diriku sendiri.

aku tau orang-orang membenci manusia seperti ku
aku tau mereka akan meninggalkan ku sendirian
aku tau ini akan terulang kembali
aku sakit, aku ingin seperti yang lain
mengapa mereka menuntutku seperti apa yang mereka mau?
kenapa dengan ku? mereka tidak suka dengan keberadaan ku?
mereka tidak suka aku hidup?
apa yang mereka mau?
apa yang mereka mau?
aku bingung
mereka meminta ku untuk ini itu
lalu ada apa dengan wujud asli ku?
meminta ku untuk tidak melakukan kesalahan
tapi apa yang aku lakukan selalu salah, apa yang mereka mau? 

aku selalu mempertanyakan keberadaan ku, apakah bermanfaat atau tidak
aku selalu mempertanyakan keberadaan ku, aku terus gagal.. mungkin aku lah alasan kegagalan hidup ku ini
aku selalu mempertanyakan keberadaan ku.. membandingkan keberadaan ku
toh ada dan tidaknya aku, dunia masih berputar.



aku sadar bahwa pikiran ku berbahaya
(tambahan : pikiran mu membunuh mu)



Fokus dengan tujuan hidup
Aku tidak suka (hidup sekedar hidup)
Karena aku bisa melakukan lebih dari itu
Sang Pencipta tau kalau aku mencoba perbaiki
Karena jika menunggu manusia mengetahui, aku tak akan terselamatkan.
Sang Pencipta membuatku untuk menjadi manusia yang bermanfaat baik untuk diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

Karena menjaga, melindungi dan merawat lingkungan dan makhluk Tuhan adalah kewajiban setiap ciptaanNya.

Comments